K.H. Ahmad Dahlan Amal dan Perjuangannya : Resensi Jum’at Pagi

Karya Junus Salam : KHA. Dahlan Amal dan Perjuangannya

Karya Junus Salam : KHA. Dahlan Amal dan Perjuangannya

Judul Buku : K.H. Ahmad Dahlan Amal dan Perjuangannya
Penulis       : Junus Salam
Penerbit     : Al-Wasat Publishing House
Cetakan     : Pertama, Maret 2009
Tebal         : 167 Halaman
Presensi    : Fadhil Mahdi*

Pontianak – Pagi ini Jum’at 20 Maret 2015 saya bermaksud hati hendak “mengikat” hikmah buku yang saya baca habis. Sebelum itu saya akui bahwa saya bukanlah orang yang ahli mengolah resensi ilmiah jadi harap dimaklumi.

mari simak kutipan berikut “buku ini merekam perjalanan hidup, kata-kata mutiara, dan berbagai testimoni atas K.H. Ahmad Dahlan. Disini disinggung pula babakan – babakan penting dari perkembangan Muhammadiyah dan juga Islam di Nusantara secara umum…buku ini semestinya menjadi bacaan siapa saja yang bergerak dan berdiam di Muhammadiyah, dan siapa saja yang bergelut dengan sejarah dinamika Islam di Indonesia


secara umum maksud dan tujuan penulis sudah terwakilkan dengan kutipan di atas yang saya kutip dari cover bagian belakang.

Membaca buku ini membuat fikiran dan imajinasi saya bekerjasama membayangkan suasana tempoe doeloe di kala KHA. Dahlan beramal dan berjuang menyampaikan risalah Islam dengan rujukan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Penulis membagi tulisannya menjadi 9 (sembilan) bagian : 1) Sejarah Kedatangan Islam di Indonesia. 2) Silsilah K.H. Ahmad Dahlan. 3) Pandangan – Pandangan K.H. Ahmad Dahlan. 4) Pribadi K.H. Ahmad Dahlan. 5) K.H. Ahmad Dahlan dan Reformer Islam. 6) Gerakan Muhammadiyah dalam Rangka Kebangunan Nasional. 7) Tinjauan Umum. 8) Tinjauan Khusus. Dan ditutup dengan Ajaran dan Mutiara Kata + Beberapa Anekdot seputar pribadi K.H. Ahmad Dahlan. Sebagai pelengkap penulis juga menambahkan beberapa testimoni tokoh – tokoh baik dalam maupun luar negeri terhadap Persyarikatan Muhammadiyah.

Penulis mengatakan K.H. Ahmad Dahlan bukanlah ulama yang genial, yang “tajam” pena-nya layaknya Ibnu Taimiyah dan Muhammad Abduh. Tapi beliau adalah ulama yang amaliah – manusia amal. Ini terbukti K.H. Ahmad Dahlan tak meninggalkan karya tulis seperti ulama yang saya sebutkan sebelumnya. Beliau juga kurang mengutamakan teori, tetapi langsung terjun dalam kancah amal perbuatan.

Jauh sebelum Muhammadiyah didirikan K.H. Ahmad Dahlan sudah memulai perjuangan dakwahnya. Meluruskan amal yang tadinya bengkok (tidak sesuai al-qur’an dan as-sunnah). Diantaranya yang terkenal adalah “meluruskan” arah kiblat yang sesuai (menghadap ka’bah). Untuk lebih memperjelas berikut saya kutipkan kata mutiara dan wejangan/ajaran K.H. Ahmad Dahlan :

Menurut penyelidikanku, sesungguhnya keadaan umat Islam sebagian besar telah jauh meninggalkan pelajaran agama Islam. Adapun yang menyebabkan kemunduran umat Islam itu karena menderita berbagai penyakit. Semisal tubuh manusia, telinganya dan lain-lain, anggota badan yang penting – penting. Bahkan tiada hanya anggota yang lahir saja, tetapi akhlak jiwanya pun sudah merosot, sehingga sudah tidak mempunyai keberanian sebagai sifat harimau, malahan banyak telah berbalik perasaan dan semangat kambing. Sebab itulah aku perlu memperbanyak amalan dan tetap berjuang bersama – sama dengan anak-anakku sekalian guna menegakkan kembali semua urusan yang kini sudah lama bengkok.”

“Aku mengakui bahwa menegakkan kembali macam – macam urusan yang terlanjur bengkok memang sukar dan berat, tetapi kala kita rajin – rajin bekerja dengan penuh kemauan dan kesadaran, maka Allah akan memberi jalan dan pertolongan kepada kita, insyaallah.”

“Aku sudah tua berumur lanjut, kekuatanku telah terbatas, namun aku memaksa wajib turut beramal, bekerja dan berjuang untuk menjunjung tinggi perintah – perintah Tuhan. Aku yakin dengan seyakin – yakinnya, bahwa memperbaiki urusan yang terlanjur salah dan disalahgunakan/penyelewengan itu, adalah menjadi kewajiban setiap manusia, terutama umat Islam.”

salah satu di antara usaha yang saya lakukan dewasa ini ialah mendirikan persyarikatan yang kuberi nama: “Muhammadiyah”. Dengan ini maka aku penuh berharap kepada seluruh umat, yang berjiwa Islam, akan tetap cinta kepada junjungan kta Nabi Muhammad, dengan mengamalkan tuntunan dan perintah – perintah-Nya.”

“mengingat badanku, kiranya aku telah dekat waktunya akan meninggalkan anak – anakku semua. Sedang aku adalah seorang yang tidak berharta benda yang akan kutinggalkan padamu. Aku hanya punya persyarikatan Muhammadiyah, yang kuwariskan kepadamu sekalian.

“aku titipkan Muhammadiyah ini kepadamu, dengan penuh harapan agar Muhammadiyah dapat dipelihara dan dijaga dengan sesungguhnya. Karena dipelihara dan dijaga hendaklah dapat hidup abadi hidup Muhammadiyah kita. Memelihara dan menjaga Muhammadiyah bukan pekerjaan yang mudah, maka aku akan tetap berdoa setiap masa dan ketika dihadapkan Ilahi Rabbi. Demikian pula mohon berkat restu limpahan rahmat karunia Allah, agar Muhammadiyah tetap maju, berbuah dan memberi manfaat bagi seluruh manusia sepanjang masa, dari zaman ke zaman. Dan aku berdoa agar kamu sekalian yang mewarisi, menjaga, dan memajukan Muhammadiyah. Semoga Allah Swt mengaruniai taufik dan hidayah-Nya dalam mengamalkan dan memperjuangkan agama Islam yang sempurna. Dengan usaha ini, semoga berbagai macam penyakit yang dapat menyebabkan kemunduran umat Islam, dan yang ada di tubuh masyarakat kita dapat berangsur sehat. Selain daripada itu, aku ingin berpesan pula, hendaklah kamu bekerja dengan bersungguh – sungguh, bijaksana, tetap berhati – hati dan waspada dalam menggerakkan Muhammadiyah dan mengerahkan tenaga umat. Hal ini jangan kau kira urusan kecil, tapi Muhammadiyah adalah urusan besar. Inilah pesanku, siapa saja yang mengindahkan pesanku, tanda mereka tetap mencintai aku dan Muhammadiyah.”

Sampai disini saya rasa sudah jelas menggambarkan maksud dan harapan KHA. Dahlan dalam memperjuangkan Islam. Namun sebagai penutup tulisan saya ini, berikut saya kutipkan kembali pesan pendiri persyarikatan yang kita cintai ini.

“adapun untuk menjaga keselamatan Muhammadiyah, maka perlulah kita berusaha dan menjalankan serta mengikuti garis – garis citaku pada dewasa ini, ialah :

  1. Hendaklah kamu jangan sekali – kali menduakan pandangan Muhammadiyah dengan perkumpulan lain.
  2. Jangan sentimen, jangan sakit hati kalau menerima celaan dan kritikan.
  3. Jangan sombong, jangan berbesar hati kalau menerima pujian.
  4. Jangan JUBRIYA (Ujub, Kibir, Riya).
  5. Dengan ikhlas murni hatinya, kalau sedang berkorban harta benda, pikiran dan tenaga.
  6. Harus bersungguh – sungguh hati dan tegak pendirianmu.

“dengan enam syarat itu, apabila kamu amalkan dengan sungguh – sungguh, insyaallah, pasti Tuhan memberi ijabah, terkabullah apa yang menjadi usaha – usaha kita semuanya.”

*ketua Pimpinan Komsariat IMM Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Pontianak 2014-2015.

3 thoughts on “K.H. Ahmad Dahlan Amal dan Perjuangannya : Resensi Jum’at Pagi

Leave a comment